Tampak depan Museum |
Sekilas tentang Museum HB IX
Berisi benda koleksi peninggalan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, antara lain meja tulis, cindera mata, foto,
beberapa penghargaan berupa medali, tanda jasa, dan surat keputusan
presiden RI (penganugerahan pahlawan nasional untuk Sri Sultan
Hamengkubuwono IX). Terdapat pula koleksi mobil-mobilan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX ketika masih kecil, peralatan memasak, bumbu dapur,
baju, dan berbagai benda lainnya. (Dikutip dari : http://museumjogja.org/id/content/20-museum-keraton-yogyakarta )
Foto bersama didepan pintu masuk kawasan museum Keraton |
(Piagam Penetapan dari Presiden Soekarno)
View utama lobby |
Piagam pemghargaan sultan |
Pada ruangan selanjutnya, terdapat sebuah ruangan yang menyimpan benda-benda yang sering di pakai sultan semasa hidupnya. Sultan Hamengku Buwono IX terkenal dengan hobinya memasak dan fotografi. Terlihat jelas dari koleksi milik sultan yang banyak dan bagus-bagus untuk dimiliki pada masa itu. Koleksi kamera, alat masak, hingga buku-buku terbitan luar negeri tentang fotografi milik Sultan juga di tampilkan dengan rapi di rak-rak kayu dan kaca. Selain itu juga terdapat beberapa sarung tangan dan baju yang sering dipakai sultan pada masa hidupnya. Ada juga alat-alat makan keluarga sultan yang masih disimpan di museum.
(Ruangan kedua setelah lobby)
Pada ruangan selanjutnya, terdapat foto foto semasa sultan muda dan masih menjabat di dalam kepemerintahan Indonesia saat itu. Foto-foto bukti kerja dan peran sultan terhadap masyarakat tergambar jelas melalui foto foto ini. Beberapa foto kongres sultan juga terbingkai rapi di ruangan ini. Keunikan lain dari Museum ini adalah, selain menyajikan benda-benda peninggalan dan adanya papan deskripsi, terdapat pula penjelasan tentang cara menggunakan dan fungsi dari benda tersebut. Lalu penataan benda dan ruangan di museum ini sangatlah unik karena dari 4 ruangan display (termasuk lobby) hingga ruangan terakhir dibuat memutar dari kiri ka kanan, dan sesuai dengan tahun nya. Mulai dari sultan lahir hingga akhir hayatnya.
(Ruangan Kedua)
(Foto Sultan Hamengku Buwono IX semasa Muda)
(Ruangan ke-3)
Foto ketika sultan menjadi delegasi bersama pejabat luar negeri |
Di ruangan terakhir, terdapat baju-baju milik sultan yang masih di gantung di lemari dan surat-surat milik beliau yang diabadikan di pigura. Terdapat pula beberapa berita yang membawa nama sultan pada judul beritanya. Di penghujung ruangan ini, terdapat foto-foto sebelum sultan meninggal hingga foto saat sultan di bawa oleh seluruh rakyat Yogyakarta untuk di makamkan di Imogiri, tempat makam para raja Jogja.
Berita meninggalnya Sri Sultan HB IX |
Nah setelah puas jalan-jalan di area keraton, aku dan teman-teman ku berpindah ke museum Sonobudoyo di dekat kawasan keraton juga, namun sayang hari itu museum sedang tutup karena sedang ada renovasi. Lalu saya menempuh perjalanan jauh hingga ke Ring Road selatan untuk menuju ke Museum Wayang Kakayon, sayangnya (lagi) museum tersebut sudah tutup. Namun saya dan teman-teman masih sempat mengambil foto untuk kenang-kenangan di museum wayang Kakayon ini.
tampak depan gedung museum |
Akhirnya untuk melengkapi perjalanan hari itu, kami mengunjungi Museum UGM yang mulai di resmikan pada Desember 2013 bertepatan dengan Dies Natalies UGM yang ke-64. Museum ini terletak di perumahan dosen UGM dan tepatnya berada di belakang kantor DAA UGM.Sebagai salah satu mahasiswa Universitas Gadjah Mada tentunya kami harus mengetahui sejarah berdirinya kampus tercinta dan cerita-cerita masa lampau para tokoh yang telah berjasa hingga kini membuat UGM sebesar ini. Di dalam museum ini terdapat dinding timeline tahun sejak masa perjuangan Indonesia hingga bahkan pendirian UGM, hingga akhirnya berpuluh-puluh tahun kemudian UGM telah berdiri dan menjadi salah satu Universitas terbaik di Indonesia. Dari segi luas, museum ini tentunya kalah jauh dengan museum milik pemerintahan atau keraton, tapi museum ini sangatlah lengkap menceritakan jatuh-bangun UGM dari dahulu kala hingga kini. Terdapat pula barang-barang peninggalan tokoh-tokoh penting UGM yang disimpan di dalam museum ini sebagai saksi biksu sejarah.
Pada awal pendiriannya museum ini sangat banyak menarik minat wisatawan domestik hingga mancanegara karena museum ini menyimpan cerita berharga saat-saat awal perjuangan bangsa Indonesia dan UGM itu sendiri. Di museum inilah, kita bisa melihat beberapa koleksi yang menjadi bukti peran luar biasa UGM, baik sebagai universitas kerakyatan maupun perjuangan. Di dalam museum ini juga di pajang benda-benda yang dahulu dipakai semasa kuliah pertama seperti kursi, meja, hingga buku-buku yang sempat berkuliah di kawasan Keraton Ngayogyakarta.
Pada ruangan ini juga terdapat beberapa foto awal tempat perkuliahan mahasiswa UGM sebelum dipindahkan ke Bulaksumur. Seperti Pendopo Mangkubumen untuk kuliah Fakultas Kedokteran. Ada pula koleksi foto kunjungan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru ke Indonesia menemui Presiden Ir Soekarno.

Memasuki ruangan ketiga, ada berbagai koleksi berupa foto maupun koleksi pribadi beberapa tokoh penting UGM. Seperti Hardjoso Prodjo Pangarso, Teuku Jakob, dan Sukamto.
Sementara, ruangan ke-4 dan ke-5, dipamerkan koleksi alat penemuan Prof Herman Johanes (Rektor UGM ke-2) berupa tungku hemat energi dan beberapa koleksi pribadinya. Ada pula sejarah tokoh-tokoh penting lainnya yang memiliki peran penting dalam sejarah berdirinya UGM. Seperti Ki Mangunsarkoro, HB IX, dan Ki Hadjar Dewantara.
Nah, itu dia akhir dari kunjungan sehari membingkai memori dengan museum-ku. Sebagai manusia yang berbudaya, kita sangatlah wajib untuk mengenal budaya kita sendiri, dan mulailah kenali budaya dan sejarah yang ada di sekitar kita. Semoga tulisanku kali ini bisa menghibur dan membuat semua pembaca ingin mengunjungi tempat-tempat yang sudah aku ceritakan. Jangan lupa untuk menghargai dan mencintai budaya Indonesia tentunya:)
Salam Pariwisata!
Comments
Post a Comment