Cultural
Tourism atau Pariwisata Kebudayaan atau mudahnya wisata budaya seringkali
disebut sebagai salah satu tipe atau jenis pariwisata yang mencakup
kebiasaan-kebiasaan masyarakat di lingkungan tertentu yang dilakukan secara
terus menerus. Pariwisata kebudayaan juga mencakup cara hidup masyarakat pada
masa lampau maupun masa kini.
Pada dasarnya, ada banyak motivasi
yang dilakukan oleh turis atau wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata budaya.
Salah satunya adalah untuk mencari pelarian (escapism) dan exoticism. Selain
itu juga, wisatawan memiliki motivasi untuk mencari keindahan di tempat asing
yang belum pernah dikunjungi nya untuk menghilangkan rasa bosan ataupun ke-monoton-an hidupnya sehari-hari. Wisata
Budaya juga dianggap mampu menjadi pilihan dari keinginan wisatawan untuk
merasakan langsung atmosfer dari kebudayaan itu sendiri di banding hanya
melihat melalui foto atau galeri.
Beberapa tipologi dari wisata budaya
ini mencakup:
1. Bahasa, bahasa dari masing-masing daerah di Indonesia
dapat dijadikan atraksi atau daya tarik wisata secara budaya karena dilakukan
sejak zaman dahulu kala hingga saat ini dan dilakukan secara berulang kali
hingga menjadi kebiasaan dan ciri khas masyarakat setempat.
2. Gastronomy, atau wisata kuliner. Kuliner dari masing-masing
daerah seperti kebiasaan makan bersama orang Bawean dengan nasi gulung nya yang
kemudian dapat dijadikan kebudayaan warga Pulau Bawean.
3. Modern Popular, walau budaya kerap kali dianggap sebagai hal yang
terpatri dengan masa lampau, namun hal-hal yang berbau masa kini pun ternyata
dapat dianggap sebagai sebuah kebudayaan. Salah satu contoh yang paling
terlihat adalah pada budaya musik barat ber-genre
EDM (Electronic Dance Music) yang
saat ini sudah menjamur di hampir semua belahan dunia dan menjadi trend setter
beberapa dekade belakangan ini.
Tipologi
wisata budaya ini sendiri pun dibagi lagi menurut masa waktu nya menjadi 3:
a.
Culturally Motivated Tourist
Menurut masa waktunya, wisatawan yang dianggap memiliki
motivasi paling tinggi dan paling lama jangka waktu atau lenght of stay nya. Secara motivasi, wisatawan ini dianggap
memiliki motivasi paling tinggi untuk mengetahui dan mempelajari suatu budaya.
b.
Culturally Inspired Tourist
Wisatawan yang satu ini memiliki jangka waktu medium
diantara 2 tipe wisatawan yang lainnya. Tujuan melakukan wisata budaya yang
dilakukannya adalah karena terinspirasi dari aktivitas budaya yang terjadi di
sebuah kawasan.
c.
Culturally Atrracted Tourist
Wisatawan tipe terakhir ini memiliki masa kunjungan
yang paling pendek. Keinginan untuk berwisata karena adanya daya tarik wisata
budaya yang menyebabkan wisatawan tersebut mengunjungi objek tersebut dan
melakukan day trip.
Issues in Cultural Tourism
Selain
menjadi primadona baru dalam dunia pariwisata, Cultural Tourism ini tentu juga memiliki beberapa isu-isu yang
perlu diperhatikan sebelum membuat atau melakukan kegiatan wisata budaya.
1.
Exploitation, atau eksploitasi bisa diartikan sebagai pemanfaatan
yang bersifat sewenang-wenangnya atau tanpa batasan yang jelas. Budaya dalam
hal ini bisa saja menjadi bahan eksploitasi dari penjualan pariwisata dan
strategi penjualan wisata budaya itu sendiri.
2.
Commodification, atau
komodifikasi adalah perubahan nilai fungsi dari budaya itu sendiri. Sebuah
budaya atau kebiasaan bisa saja awalnya dilakukan karena tujuan sakral yang
bersifat penting dan harus berhati-hati dalam melakukannya. Namun dengan adanya
eksploitasi yang berlebih maka dari itu bisa saja terjadi komodifikasi karena
adanya tuntutan pasar yang besar jumlahnya.
3.
Fake Authenticity/False
Representation dapat berarti
sebagai pemalsuan identitas asli atau keaslian dari budaya itu sendiri yang
kemudian mengakibatkan palsunya penampilan atau bentuk budaya tersebut. Hal ini
dapat menimbulkan salahnya pemahaman budaya oleh wisatawan yang masih awam.
4.
Acculturation
merupakan rahasia umum bahwa budaya kita sudah banyak yang memiliki akulturasi
di dalamnya. Entah lintas daerah, atau bahkan lintas negara. Hal ini dapat
mengancam keaslian dan ketahanan (ancaman kepunahan) dari sebuah budaya dalam
kehidupan ini.
5.
New form of Imperialism istilah yang berasal dari kata "imperator" artinya memerintah. Imperialisme itu adalah suatu sistem dalam dunia
politik yang bertujuan untuk menguasai negara lain dalam memperoleh kekuasaan
atau keuntungan dari negara yang dikuasainya ( Ruangguru.com ). Budaya ini
sendiri dapat dijadikan sebagai alat politik dalam memberlakukan imperialisme
kepada negara lain dengan maksud untuk menguasai negara yang diancamnya.
Ancaman-ancaman
yang di sebutkan diatas seharusnya sudah menjadi hal yang kita pikirkan dalam
pengembangan wisata budaya di masa kini. Zaman memang semakin berkembang dan
maju, namun tentu ancaman yang datang juga tentu semakin banyak.
By: Akyunia Labiba
Comments
Post a Comment